Kreativitas dari Rumah: Kisah Penjahit Rumahan yang Gigih
DEPOK - Ibu Novi, seorang wanita yang berusia 51 tahun yang berprofesi sebagai penjahit rumahan. Di rumah yang berlokasi di Perumahan Villa Pertiwi, Cilodong, Depok, Jawa Barat, suara mesin jahit yang berdengung menjadi musik pengiring kesehariannya, membawa cerita tentang tekad dan dedikasi.
Awal mula sebuah perjalanan Ibu Novi memulai usaha jahitanya adalah ketika semasa muda yang memutuskan untuk berhenti bekerja dari sebuah kantor perbankan. Ia sempat mengikuti kursus menjahit untuk mendalami hobinya. “Awalnya itu terjun jahit karena hobi, terus kan keluar dari kerja perbankan, kalau kerja di luar otomatis anak kan ditinggal," ujarnya. Seiring waktu, keahliannya semakin terasah. Ia mulai menerima pesanan berbagai model permintaan customernya, namun ia khususkan pakaian muslimah “Selagi permintaan bajunya yang tertutup, saya terima ya diutamakan pakaian muslimah gitu, katanya.
Dikarenakan Ibu Novi sebagai penjahit rumahan, tidak ada jam kerja pasti untuk dirinya bekerja. Namun ia menjelaskan bahwa jam kerja tergantung dari banyaknya permintaan customer, "Target produksi enggak ada. Tapi biasanya mulai dari jam 8 pagi sampai jam 7 malam. Kalau customer minta cepet atau banyak pesanan bisa lebih. Bebas aja sih sebenernya," jelas Ibu Novi ketika diwawancarai di rumahnya pada Selasa (26/11/2024). (katadata.co.id)
Baginya menjadi penjahit rumahan, tidak ada target penghasilan pasti yang dapat ia tekankan, pemasukan tergantung dari permintaan customer, segi kesulitan seperti model, bahan ataupun kancing-kancing. "Tidak ada, minimal ya 100 ribu untuk jahitan yang standar," jelas Ibu Novi. Namun, menjadi penjahit rumahan bukan berarti tanpa tantangan. Tingkat kesusahan model yang diminta oleh customer menjadi tantangan utama yang ia alami.
LINK VIDEO WAWANCARA:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar