Menghidupkan Asa Lewat Jarum dan Benang: Kisah Penjahit Rumahan
Oleh: Revalia
Dalam bayang-bayang industri konveksi pakaian besar, penjahit rumahan sering kali terlupakan. Padahal, penjahit rumahan mempunyai peran penting dalam memenuhi kebutuhan mode sehari-hari masyarakat. Mulai dari perbaikan pakaian hingga membuat busana khusus, jasa mereka menjangkau lapisan masyarakat yang membutuhkan sentuhan personal secara mendalam dengan harga terjangkau.
Namun, keberadaan penjahit rumahan sering kali tidak dilirik oleh kebijakan pemerintah. Misalnya, akses modal usaha yang terbatas membuat mereka sulit untuk memperbarui peralatan atau membeli bahan baku dalam jumlah besar. Selain itu, kurangnya pemasaran membuat banyak penjahit rumahan tertinggal dalam menghadapi tren mode dan persaingan pasar digital.
"Tantangan terbesar menjadi penjahit rumahan sih di permintaan yang diminta customer. Karena kerjanya sendiri bukan kayak konveksi besar," ujar Ibu Novi, salah satu penjahit rumahan di Perumahan Villa Pertiwi, Cilodong, Depok.
Jahitin, salah satu startup yang menghubungkan penjahit rumahan dengan pelanggan yang membutuhkan jasa menjahit juga memutar otak, untuk memproduksi produk yang terkait dengan kebutuhan publik selama periode pandemi Covid-19, misalnya masker kain yang mengikuti standar WHO. “Kami melihat peluang dan tren yang ada, apa yang sekarang paling dibutuhkan masyarakat. Kami harus bertahan, sebab kami tidak hanya hidup untuk keuntungan perusahaan tetapi juga terkait kelangsungan hidup para penjahit,” tutur Asri. (katadata.co.id)
Di tengah era e-commerce, seharusnya ada inisiatif untuk mengintegrasikan jasa penjahit rumahan ke platform digital. Hal ini akan membuka peluang mereka untuk menjangkau pasar yang lebih luas, tidak hanya lokal tetapi juga internasional. Pemerintah dan pihak swasta perlu memberikan dukungan berupa pelatihan teknologi, subsidi bahan baku, atau kampanye promosi agar penjahit rumahan tetap relevan.
"Saya sudah langganan jahit di Ibu Novi, selain karena dekat rumah ya masih tetanggaan terus juga harganya lebih murah dengan kualitas yang bagus," ucap Ibu Sri, tetangga Ibu Novi sekaligus customer langganan beliau.
Jika Ibu Novi masih menggunakan metode mulut ke mulut dan tidak mengepakkan sayapnya ke ranah e-commerce, Callme Tailor, sebuah startup lokal karya anak muda Indonesia, menghadirkan solusi modern untuk layanan jahit dan permak melalui aplikasi digital. Startup ini bertujuan menyelesaikan berbagai permasalahan di bidang jasa jahit dengan memanfaatkan perkembangan teknologi. Di tengah kondisi ekonomi yang serba cepat dan tidak menentu, Callme Tailor menawarkan layanan seperti jasa jahit, permak, dan belanja produk pakaian, memberikan kemudahan bagi pengguna untuk mengakses layanan yang efisien. (tekno.sindonews.com)
Penjahit rumahan bukan sekadar profesi. Penjahit rumahan adalah penggerak ekonomi kecil yang perlu dilibatkan dalam roda pembangunan nasional. Dengan dukungan yang tepat, mereka dapat menjadi bagian dari solusi untuk pengangguran dan ketimpangan ekonomi di masyarakat. (timesindonesia.co.id)